0




Menanggapi pertanyaan tentang keberadaan jamaa’ah tabligh, maka Habib Mundzir Al  - Musawwa memberikan beberapa tanggapan. Berikut ini beberapa rangkuman point – point tanggapan beliau :
Kurang Pengetahuan Syariah
Jama’ah tabligh ini baik ajarannya secara umum, namun ada beberapa hal yang perlu dibenahi, di antaranya mereka sering meninggalkan keluarga mereka, berhari – hari bahkan berbulan – bulan. Ini merupakan kesalahan individu, karena tidak sepantasnya pergi berdakwah meninggalkan nafkah di rumah, dakwah hukumnya fardhu kifayah sedangkan memberi nafkah adalah fardu ain. Namun sepanjang saya ketahui ajaran mereka tidak memerintahkan melupakan nafkah. Hal lainnya yaitu kurang ilmu pengetahuan syariah. Salah satu saudara seperguruan saya di Yaman, yaitu Habib Saleh Al – Jufri ( Solo), sering pergi ke Pakistan dll, tidak bermasalah dan kita tidak memusuhinya, dan berkesimpulan bahwa Jama’ah Tabligh itu baik dan mulia programnya. Namun kekurangan dalam ilmu pengetahuan syariah.
Kurang Memiliki Dasar Ilmu Fiqih
Kelemahan mereka yaitu kurang dalam dasar ilmu fiqh. Alangkah bagusnya uang yang mereka gunakan untuk berdakwah digunakan untuk mendalami ilmu fiqh. Karena belajar itu fardhu ain sedangkan berdakwah  itu fardhu kifayah. Apalagi mereka tinggal di mesjid dan i’tikaf, yang lima waktu di pantau oleh masyarakat awam. Namun kita tidak anti terhadap mereka, mereka saudara kita yang punya semangat dakwah. Kita doakan saja!
Terpengaruh Wahabi
Kita tidak menilai jama’ah tabligh itu sesat, cuma diperjelas disini ada beberapa hal yang perlu dibenahi dari keluhan masyarakat. Sebagaimana banyak personil mereka dari pelbagai negara telah terpengaruh  dengan aliran wahabi, sebab wahabi mengembar – gemborkan tidak fanatik terhadap mazhab dan menganggap dirinya sesuai dengan Al –Qur’an dan Sunnah, maka sebagian jama’ah tabligh tertipu oleh ucapan mereka. Dengan ketertipuan itu, mereka bukan berdakwah tapi menebar fitnah. Dan kebanyakan jama’ah tabligh di Indonesia telah dirasuki wahabi. Kita mengemukakan dan memperjelas hal itu, dan hal semacam itu merupakan hal yang wajar dan kritik membangun.
Mirip Seorang Sufi
Mereka mirip sekelompok sufi, namun tak mementingkan ilmu syariah, bukan berarti pesertanya tidak ada yang ulama, justru pesertanya ada ulama, umara, aghniya, fuqara dan seluruh lapisan masyarakat.

Memiliki Tujuan Mulia
Secara umum jama’ah tabligh baik , namun ada beberapa hal berupa kritik membangun untuk personil – personilnya.
Fanatisme Aliran
Mengenai boleh atau tidaknya berdakwah tanpa memiliki ilmu yang cukup, sungguh tak ada larangannya, namun dakwah butuh metode, bukan asal dakwah tanpa memperhatikan cara yang benar. Mereka mendakwakan tidak fanatis kepada mazhab, namun mereka sendiri yang fanatis mazhab. Mereka masuk ke masjid bermazhab imam syafi’i dan saat menjadi imam mereka tidak mengeraskan basmallah. Kenapa?
Dakwah Butuh Ilmu
Mereka mesti kita perlakukan sebagaimana kita memperlakukan saudara kita muslimin, di himbau dengan sopan dan di nasehati untuk memperdalam ilmu, sebab mereka itu da’i, da’i itu derajat mulia, namun da’i yang tidak berilmu akan menyesatkan ummat. Oleh karena itu kita harus selalu memperingatkan mereka untuk terus berdakwah dan memperdalam ilmunya, jangan cuma semangat menasehati orang saja namu lupa bahwa dalam menasehati orang butuh keluasan ilmu.

Sumber Buku Kisah Dialog Islami Membawa Pencerahan Ilmu Cetakan Mu’jizat
Untuk lebih lengkapnya bisa anda baca di buku tersebut.
Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

Post a Comment

 
Top